WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu menjadi sorotan internasional.
Tak hanya para pemimpin dunia seperti Raja Arab Saudi, Raja Salman dan Raja Inggris, Charles II juga sejumlah klub sepakbola dunia, namun juga para media asing.
Mereka bahkan membuat analisa investigasi terkait tragedi memilukan itu.
Di antaranya adalah media Amerika Serikat The Washington Post yang mengungkap detik-detik tragedi Kanjuruhan pecah hingga menelan setidaknya 131 korban jiwa.
Koran The Washington Post mengungkap detik-detik menegangkan tersebut melalui serangkaian video yang mereka himpun dan verifikasi.
Secara keseluruhan, video-video itu menunjukkan ketegangan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
Menurut media yang didirikan di Kota Washington D.C pada 1877 silam itu, aparat menembakkan setidaknya 40 amunisi tak mematikan ke arah penonton, walau FIFA melarang tindakan tersebut.
Salah satu amunisi yang ditembakkan adalah gas air mata, yang kini menjadi sorotan karena dianggap memicu kepanikan massa dan membuat penonton berdesakan keluar dari stadion.
The Washington Post tak merinci jumlah gas air mata yang ditembakkan, tetapi kepolisian mengklaim petugas hanya meluncurkan 11 tembakan gas air mata.
Terlepas dari jumlah tersebut, tembakan gas air mata ini membuat penonton terjatuh dan terinjak-injak.
Pintu stadion yang sempit juga membuat mereka sulit keluar.
Manurut Profesor Universitas Keele, Clifford Stott yang juga melihat video itu, penyebab tragedi ini ialah campuran antara tindakan polisi dan keburukan manajemen stadion.
Berikut detik-detik tragedi Kanjuruhan yang disusun oleh The Washington Post berdasarkan video yang diverifikasi:
Pukul 21.39
Wasit meniup peluit untuk menandakan berakhirnya pertandingan sepak bola antara Persebaya dan Arema, dimenangi oleh Persebaya.