WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Mahasiswa kembali menyambangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (15/9/2022) siang.
Dari pantauan di lapangan, terlihat banyak mahasiswa yang bergabung dalam aliansi BEM se Kalsel, melalukan orasi sembari membawa poster dan juga bendera BEM dan Ormawa.
Selain itu, juga terlihat banyak anggota Polri yang sudah bersiap di lokasi tersebut, guna mengamankan jalannya aksi.
Aksi ini dilakukan untuk menolak kenaikan harga BBM juga tentang kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), salah satunya kasus Munir.
Meski diguyur hujan deras, para mahasiswa masih bertahan menunggu anggota DPRD Kalsel di depan kantor DPRD.
Setelahnya, anggota Komisi I DPRD Kalsel, Burhanudin, turun menemui mahasiswa untuk beraudiensi.
Akan tetapi, lagi-lagi massa merasa kecewa karena ditinggalkan anggota DPRD Kalsel di tengah-tengah audiensi.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Lambung Mangkurat (ULM), Ardhi mengatakan, di aksi hari ini mereka membawa aspirasi dengan dua tuntutan yaitu untuk menuntut hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disampaikan pada pemerintah pusat, Selasa (13/9/2022).
“Sebenarnya terkait penolakan BBM itu sudah kongkret sesuai dengan hasil RDP, yang ingin kami tuntut adalah, apakah DPR kembali berlagak seperti kantor pos yang cuma mengantarkan?” ujar Ardhi.
Senada dengan Ardhi, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Yogi menambahkan, terkait sikap tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran HAM yang disampaikan, baik itu dalam skala nasional maupun daerah.