Ketua FKPT Kalsel juga membeberkan, kalau yang paling rentan terjerat tindak pudana terorisme adalah orang-orang yang masih tergolong berusia muda.
“Anak-anak muda berusia sekitar 20 tahunan sangat rentan terpapar hal tersebut, terutama dalam penggunaan media sosial,” beber Aliansyah.
Maka dari itu, Ia juga mengimbau kepada seluruh orang tua, agar dapat memperhatikan anak-anaknya lebih baik lagi, terlebih lagi anak-anak yang terbiasa menyendiri dan mengurung diri dikamar dalam waktu lama.
Pasalnya, selama masa pandemi ini, ruang gerak juga terbatas, sehingga membuat aktifitas kawula muda lebih banyak menggunakan media sosial, sehingga lebih rentan terpapar dengan pemikiran para pelaku teroris tersebut.
“Karena para mentor-mentor teroris tersebut, hanya dalam hitungan jam saja sudah bisa mencuci otak seseorang,” tuturnya.
Sehingga kedepannya, di era literasi digital ini, FKPT juga akan memprioritaskan pengawasan dalam penggunakan media sosial saat ini.
“Karena 80% dari terduga pelaku terorisme yang tertangkap adalah anak muda yang giat dalam menggunakan media sosial,” ujarnya Aliansyah.
“Memang sebagian anak muda yang sempat terlibat dalam dunia terorisme, karena ada sebagian yang mencari sensasi, kemudian pemahaman agama yang masih dangkal, dan juga dengan alasan mencari keadilan,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, kalau saat ini FKPT sendiri sudah terbentuk sebanyak 32 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia.
“Masih minus dua provinsi, yaitu provinsi Papua dan Papua Barat,” ungkapnya.