Direktur UNICEF Sebut Penutupan Sekolah Rugikan Anak: “2022 Jangan Terjadi Lagi”

    WARTABANJAR.COM, NEW YORK – Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, mengungkapkan angka kasus COVID-19 sekali lagi meningkat di seluruh dunia.

    Hal ini, kata dia, utamanya disebabkan oleh Omicron, varian baru COVID-19 yang masih dipelajari oleh para ilmuwan, membuat para ahli kesehatan masyarakat waspada.

    “Di tengah ketidakpastian ini, banyak pemerintah mempertimbangkan kembali keputusannya untuk membuka lagi sekolah-sekolah. Satu hal yang pasti: penutupan sekolah untuk yang kesekian kalinya akan sangat merugikan anak-anak,” ujarnya melalui pers rilis.

    Menurut Henrietta Fore, bukti-bukti dengan jelas telah menunjukkan bahwa penutupan seluruh sekolah yang berkepanjangan, keterbatasan sumber daya belajar-mengajar yang dialami anak, guru, orang tua.

    Kemudian, kelangkaan akses pembelajaran jarak jauh telah mementahkan kemajuan di bidang pendidikan yang sudah berlangsung puluhan tahun dan menghapus masa kanak-kanak yang kita kenal.

    “Pandemi ‘bayangan’, berupa fenomena pekerja anak, perkawinan anak, dan isu kesehatan mental telah mulai terjadi,” ujarnya.

    Menurutnya, tidak hanya kesempatan belajar, anak-anak juga kehilangan sekolah sebagai tempat yang aman, kesempatan bersosialisasi dengan teman, akses ke layanan kesehatan, dan, tak jarang, satu-satunya kesempatan menyantap makanan bergizi untuk hari itu.

    “Secara total, generasi anak-anak bersekolah saat ini dapat kehilangan US$17 triliun potensi pendapatannya kelak,” tandasnya.

    Sebab itulah, tanda Fore lagi, penutupan sekolah secara nasional perlu dihindari sebisa mungkin.

    Baca Juga :   Kompolnas Mengapresiasi Pembebasan Pilot Susi Air, Berharap Penyanderaan Terakhir

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI