WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Mata uang rupiah diprediksi cenderung melemah pada perdagangan Senin (6/12/2021), melanjutkan penurunan 4 sesi beruntun pada pekan lalu.
Dikutip dari Bisnis.com, rupiah bahkan bisa terperosok ke level Rp14.500-an.
Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.419 di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (3/12/2021).
Dengan penutupan ini, rupiah tercatat telah ditutup melemah selama 4 hari berturut-turut.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menjelaskan isu percepatan tapering oleh bank sentral AS, The Federal Reserve, akan memicu kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih cepat, menjadi sentimen utama pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Isu lainnya yang juga menurutnya mendorong pelemahan rupiah adalah kekhawatiran pasar terhadap penyebaran varian baru Covid-19 Omicron yang bisa memicu gelombang pandemi baru.
“Dari dalam negeri, kisruh UU Cipta Kerja kemungkinan memberikan sentimen negatif ke rupiah,” ucapnya, Jumat (3/12/2021).
Selain itu, kata dia, pasar memantau acara rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Senin (6/12).
Namun, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memproyeksikan penguatan masih dibayangi sejumlah sentimen salah satunya varian baru covid-19, omicron.
“IHSG diprediksi menguat. Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran akan penyebaran covid omicron serta dampak ke depan terhadap perekonomian,” kata Dennies seperti dikutip dari riset hariannya seperti dilansir CNN. (berbagai sumber)