Eropa Benua Pertama di Dunia Lewati Angka 50 Juta Kasus Covid-19

    Perlu Vaksin Penguat?

    Perburuan korelasi tengah berlangsung dari Inggris hingga AS dan Australia.

    Para ilmuwan tengah membandingkan kadar antibodi penerima vaksin yang terinfeksi COVID-19 dengan yang tidak, untuk menemukan ambang batas perlindungan yang membuat perbedaan.

    Peneliti Universitas Oxford mengatakan diperlukan upaya untuk mencari korelasi perlindungan bagi varian-varian virus yang terus bermunculan, seperti varian Delta yang sangat menular dan kini mendominasi kasus global.

    Model antibodi yang mereka usulkan didasarkan pada sukarelawan uji klinis yang sebagian besar terinfeksi varian Alfa, yang terdeteksi pertama kali di Inggris.

    Ilmuwan pemerintah AS sedang mempelajari infeksi pada orang yang mendapatkan vaksin Moderna. Juru bicara Moderna mengatakan perusahaannya juga tengah menganalisis hal itu dan akan mempublikasikan perkembangannya jika tersedia.

    Patokan korelasi mungkin juga bisa mengindikasikan kapan dan apakah seseorang memerlukan vaksin penguat.

    Pfizer telah mengajukan izin untuk pemberian dosis ketiga vaksinnya sebagai penguat, dengan menunjukkan bukti kadar antibodi penetralisir yang menurun.

    Namun perusahaan itu menolak gagasan bahwa antibodi yang sama dapat digunakan untuk memprediksi efikasi vaksin.

    “Tidak ada linimasa formal untuk mendapatkan korelasi perlindungan yang bersifat tetap,” kata juru bicara Pfizer. “Kami akan terus bekerja dengan komunitas ilmiah untuk lebih memahami respons kekebalan mana, apakah antibodi penetralisir atau yang lain, yang berkontribusi pada perlindungan.” (berbagai sumber)

    Baca Juga :   Terbang Di Selat Taiwan, Tiongkok Buntuti Pesawat Militer AS

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI