Wabup Rahmadi Bersyukur di Tengah Musibah Banjir Batola Masih Bisa Panen Padi

    Sedangkan provinsi, sebut dia, sudah memiliki rata-rata produktivitas empat ton per hektare.

    Kendala dihadapi, sebutnya, terutama sisi agronomi dan sosial budaya. Untuk kendala agronomi, terang Murni, akibat lahan pasang surut ditambah pengelolaan air yang belum optimal serta belum diterapkannya teknologi yang sesuai daerah rawa.

    Sedangkan dari segi sosial budaya, urainya, Batola masih kekurangan tenaga kerja dan permodalan serta sosial budaya dengan terpaku kepada padi lokal yang produktivitasnya masih rendah.

    “Kami mencoba melakukan berbagai terobosan melalui pencanangan Program IP200 atau dua kali tanam dalam satu tahun dimana musim kemarau tanam padi lokal dan musim hujan tanam padi unggul,” paparnya.

    Murni menambahkan, pihaknya juga akan menerapkan teknologi-teknologi spesifik dan melaksanakan percepatan sistem mekanisasi baik tanam maupun panen di samping memberdayakan kelompok tani mendorong menjadi corporate tani agar for estate.

    Sedangkan dari segi kelembagaan, jelas dia, akan meningkatkan peran BPP selain sebagai penyuluh juga sebagai kostra tani yang berfungsi sebagai pusat data dan informasi, pusat penyuluhan, pusat jejaring, dan pusat kemitraan.

    Terkait padi unggul, Kadistan TPH Batola itu menyatakan, akan memperkenalkan varietas yang berproduksi tinggi dan berumur pendek serta meningkatkan produktivitas padi lokal melalui pemupukan yang berimbang.

    Namun begitu, Murni menyatakan, terhadap ketahanan pangan Batola sudah memenuhi dan yang kini sedang diupaya kesejahteraan petani dengan menanam padi yang nilai ekonominya tinggi. (ant)

    Baca Juga :   KKN STAI Al-Wasliah Gelar Festival Serasi di Murung Jambu

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI