Sementara itu sungai Antasan Bondan di Mantuil Banjarmasin Selatan juga bisa dikatakan masih berfungsi cukup baik, meski kondisi sungai sudah mulai dangkal.
Sungai yang dicatatan data Pemerintah Kota Banjarmasin sepanjang 715 meter itu dengan luas antara 5–37 meter memang sisi kiri dan kanan bantarannya sudah hampir rapat dengan rumah warga.
Sungai Antasan Bondan masih bisa dilalui kapal-kapal kecil atau istilah di Banjarmasin kapal sampan bermesin. Padahal dulu sungai tersebut juga bisa dilalui kapal cukup besar para pedagang.
Nasib yang sama juga dialami sungai Antasan Raden, sungai yang berada di Kelurahan Teluk Tiram, Banjarmasin Barat ini dari catatan data Pemerintah Kota Banjarmasin panjangnya 567 meter, luas hanya sekitar delapan meter.
Pemukiman warga yang berada di bantarannya juga terus membuatnya makin menyempit, jika dibiarkan terus demikian tidak mustahil akan tinggal nama.
Kanal tinggal sungai kecil
Selain sungai A Yani yang merupakan kanal peninggalan Belanda tersisa menjadi sungai kecil atau drainase, kanal di sepanjang jalan Sutoyo S atau sungai Teluk Dalam hampir sama nasibnya dengan sungai A Yani.
Kanal di Jalan Sutoyo S yang bermuara langsung ke sungai Barito tersebut dari data pemerintah kota, yakni, memiliki panjang 3.428 meter, dengan lebar 0–63 meter.
Sungai ini ada terlihat agak lebar hanya disekitar muaranya ke sungai Barito.
Kanal di jalan Sutoyo S ternyata menyambung dengan kanal Tatas atau sungai Tatas yang mengelilingi setengah Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Kanal ini bermuara ke sungai Martapura di Jalan Sudirman atau Siring sungai Martapura.