WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Banjir parah terjadi di Kabupaten Banjar, usai bencana berangsur pulih Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar mendata total kerugian Rp 14.998.135.000. Kemungkinan nilai kerugian tersebut akan terus bertambah.
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, Dondit Bekti mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pendataan.
“Kemungkinan bisa berubah atau bertambah, karena bisa yang sebelumnya masih rusak ringa bisa berubah rusak berat atau mati,” katanya kepada wartabanjar.com, Jumat (29/1/2021).
Dia menyebtukan, dampak banjir terhadap komoditas peternakan dan perkebunan. Sawit di Kecamatan Cintapuri seluas 3.665,15 hektar, karet seluas 3.044 hektar, kelapa dalam yang ada di Sungai Tabuk terdampak banjir seluas 528 hektar dan kopi di Pengaron terdampak banjir seluas 296 hektar.
“Kalau komoditas perkebunan nilai total kerugian sementara Rp 13 miliar,” imbuhnya.
Sedangkan untuk komoditas peternakan untuk sapi bisa dievakuasi sebanyak 307 ekor di Desa Labuan Tabu, Bincau, Abunbun Jaya, Simpang Tiga dan Mangkalawat. Kambing bisa dievakuasi ada 83 ekor di Desa Jawa.
Sedangkan untuk Itik yang mati ada 19.570 ekor di Sungai Tabuk, Astambul, Tatahmakmur dan Karangintan. Jumlah ayam yang mati ada 4.703 ekor di semua kecamatan yang terdampak banjir, sedangkah Puyuh ada 2.500 ekor di Karang Intan.
“Komoditas peternakan nilai kerugiannya Rp 1 trilinan, sehingga total nilai kerugian komoditas perkebunan dan peternakan adalah Rp 14 miliar lebih,” jelasnya.