WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN-Indonesia bakal mengalami beberapa kali Hari Tanpa Bayangan di tahun 2022 ini.
BMKG dalam rilisnya pada 18 Februari 2022 lalu mengatakan hari tanpa bayangan adalah
kulminasi atau transit atau istiwa adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut
sebagai Kulminasi Utama.
Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau
di titik zenit.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang” sekitar 30 detik sesudah
dan sebelum waktu puncak di masing-masing wilayah, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Sebab Terjadinya Hari Tanpa Bayangan
Karena bidang ekuator Bumi / bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi Bumi, sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS.
Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.
Pada tahun ini, Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2022 pukul 22.33 WIB dan 23 September 2022 pukul 08.04 WIB.
Adapun pada 21 Juni 2022 pukul 16.14 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 22 Desember 2022 pukul 04.48 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Kapan Terjadinya?
Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.