WARTABANJAR.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah ke angka Rp 17 ribu. Hal ini berdampak pada warga yang biasa bepergian ke luar negeri.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, melihat peluang besar untuk memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.
Menurutnya, tekanan terhadap nilai tukar Rupiah akibat ketegangan ekonomi global dan kebijakan tarif internasional berdampak langsung terhadap masyarakat yang biasa bepergian ke luar negeri. .
Baca Juga
Tak Bisa Diselamatkan, Potongan Kaki Korban Laka Lantas di Simpang 3 Kuripan
“Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak, dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal,” ujar Novita dikutip wartabanjar.com dari parlementia, Senin (7/4/2025).
Data dari Mastercard Economics Institute (2023) mengungkapkan bahwa pada 2022, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD 1.200 per perjalanan ke luar negeri.
Dengan depresiasi Rupiah yang terus berlanjut, angka tersebut berpotensi meningkat drastis.
“Ini menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas, bukan hanya sebagai alternatif, tapi sebagai pilihan utama,” tegas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Legislator perempuan asal Trenggalek itu menegaskan, krisis bukan alasan untuk stagnasi. Justru, sejarah menunjukkan bahwa krisis adalah ruang bagi lahirnya inovasi.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” lanjutnya.