Praktisi Karate, Jujutsu, Beladiri Praktis, Harry Budiman
WARTABANJAR.COM – Penanda tingkatan praktisnya ditandai dengan adanya sabuk. Warna sabuk di setiap perguruan seni beladiri berbeda-beda.
Dalam seni beladiri Jepang biasanya diawali putih dan berlanjut sejumlah warna hingga ‘puncaknya’ sabuk berwarna hitam.
Biasanya sabuk hitam sudah bisa menjadi asisten pelatih, bahkan boleh membuka dojo atau tempat latihan dan menjadi pelatih utama di dohonya.
Baca Juga
Maskot Baru Timnas Indonesia Dinamai Shakti
Sebagai penyandang sabuk hitam dan berstatus pelatih, tidak berarti kita sudah tamat belajar dan tidak perlu berlatih. Melainkan sebaliknya harus semakin belajar dan rajin berlatih.
Sebagaimana master karate aliran Shotokan, Gichin Funakoshi, mengingatkan dalam sebuah tulisan di bukunya bahwa sabuk hitam bukanlah akhir dari belajar karate, tetapi awal sebenarnya belajar karate.
Ya, saat pertama mengenal karate dengan ikatan di pinggang sabuk putih hingga kemudian berlanjut sampai sabuk coklat, itu adalah perjalanan belajar dasar atau kihon.
Ketika sabuk hitam, otomatis gerakan dasar sudah mahir, barulah kita belajar karate yang lebih luas lagi, antara lain bedah teknik, menerjemahkan gerakan kata, memahami filosofi dan semakin membentuk karakter.
Jadi selain disibukan melatih murid-murid, seorang pelatih juga harus rutin berlatih. Latihan itu bisa di rumah atau bergabung dengan kegiatan latihan para penyandang sabuk hitam.
Dengan terus berlatih maka teknik kita akan semakin terasah sehingga semakin berkualitas. Efek baiknya pula, kondisi fisik pun terjaga.