WARTABANJAR.COM, JAKARTA – DPR RI menganggap janggal kerugian perusahaan holding farmasi BUMN, salah satunya PT Kimia Farma Tbk. Apalagi perusahaan itu berencana menutup 10 pabriknya.
Hal itu disampaikan anggota Komisi VI DPR M Husni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan BUMN Kesehatan dan Industri Nuklir di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/06/2024). RDP itu dihadiri Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma (Persero), Dirut PT Kimia Farma Tbk, Dirut PT Indofarma Tbk, dan Dirut PT Industri Nuklir Indonesia (Persero).
Kata Husni, industri kesehatan Indonesia saat ini justru sedang sakit. Sehingga perlu adanya perhatian khusus untuk menyembuhkannya.
Baca juga: 3 Juta Tenaga Honorer Diduga Tak Terdata di KemenPAN-RB
“Hari ini kita cerita tentang kesehatan, kita cerita tentang obat-obatan, yang tujuannya adalah menyehatkan bangsa dan penduduk kita. Tapi, di satu sisi yang kita hadapi adalah perusahaan-perusahan kesehatan yang tidak sehat. Mohon maaf bapak-bapak,” kata Husni seperti dikutip Wartabanjar.com.
Pasalnya, Husni tak habis pikir dengan rencana penutupan 10 pabrik yang dimiliki Kimia Farma. Padahal sewaktu membangun membutuhkan modal besar.
“Hebat ini Pak, bangun pabrik itu setengah mati, tapi kalau meninggalkannya seperti tekan tombol saja,” heran dia.
Baca juga: Jual Gadis di Aplikasi Michat, Tujuh Pelaku Ditangkap Polisi
Kata Husni, tak ada alasan bagi Kimia Farma untuk terus mengalami kerugian, mengingat banyaknya rujukan ke Kimia Farma terkait obat-obatan dan lain-lain.