WARTABANJAR.COM, BATULICIN – Pelaksanaan Pesta Pantai Mappanre Ri Tasi’e sekarang lebih mengedepankan nilai keagamaan dan meninggalkan sejumlah ritual yang dikhawatirkan berbau syirik.
Salah satunya ritual pemotongan hewan yang di tengah laut, dalam adat tahunan yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur nelayan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Dengan ditiadakan ritual potong hewan ini, menurut Bupati Tanah Bumbu HM Zairullah Azhar, tidak ada kesan lagi kegiatan ini mengarah pada perbuatan syirik.
“Hal demikian semakin terus diperbaiki ataupun disempurnakan. Alhamdulillah, di laut tidak ada lagi pemotongan hewan bahkan itu yang banyak dikritik oleh para ahli agama, para ulama. Sehingga acara sekarang ini pelaksanaannya jauh dari sifat syirik,” ujar Zairullah saat memimpin apel pagi jajaran Pemkab Tanah Bumbu, Senin (5/6/2023), di Gunung Tinggi, Batulicin.
Baca juga: Payung Paman Pentol dan Tukang Keripik di Depan Pasar Ulin Disita Satpol PP Banjarbaru
Menurutnya, puncak pesta pantai Mappanre Ri Tasi’e adalah sebuah apresiasi dan sebuah implementasi dari talenta yang dalam, dimana berkaitan dengan tatanan budaya serta sangat dipengaruhi oleh agama.
Bupati Zairullah Azhar juga sangat mengapresiasi atas sukses digelarnya Expo Tanbu, dan Pesta Pantai Mappanre Ri Tasi’e yang juga dalam rangkaian memeriahkan Hari Jadi ke-20 Kabupaten Tanah Bumbu.
Bupati mengatakan, kesuksesan ini adalah kerjasama semua pihak yang turut terlibat mulai awal kegiatan hingga bisa berjalan dengan lancar.
“Kami terimakasih juga kepada para ASN dan non ASN yang sudah mengorbankan waktu serta tenaganya, semoga ini akan menjadi amal jariyah kita semua,” kata Bupati yang akrab disapa Abah Zairullah ini.