Ternyata Orang Ini yang Mendirikan Masjid Al Aqsa, Pernah Jadi Kiblat Umat Islam

    WARTABANJAR.COM – Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan bahwa kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem merupakan tempat ibadah khusus bagi Muslim sehingga Israel harus menghentikan segala tindakannya di wilayah tersebut.

    Kekerasan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah polisi Israel pada pekan lalu secara paksa mengusir jemaah dari tempat suci di Yerusalem Timur yang diduduki itu.

    Akibatnya Masjid Al Aqsa menjadi sorotan usai pasukan Israel menyerbu tempat ibadah umat Muslim itu dan menyerang jemaah pada pekan lalu.

    Pasukan Israel melakukan serangan dua kali di waktu subuh dan saat malamnya.

    Masjid Al Aqsa berada di kompleks Temple Mount atau Haram Al Sharif di Kota Tua Yerusalem. Wilayah itu kerap menjadi titik nyala perselisihan Israel-Palestina.

    Terlepas dari itu semua, kita tengok sejarah siapa pendiri Masjid Al Aqsa?

    Dilansir dari Middle East Eye, Masjid Al Aqsa dibangun oleh khalifah kedua Islam, Omar ibn al-Khattab, setelah penaklukan di Levant.

    Sepanjang sejarahnya, Masjid Al Aqsa telah mengalami serangkaian renovasi dan perluasan termasuk di era Dinasti Ummayad, Abbasiyah, dan Kekaisaran Ottoman.

    Pada 637 M, tentara Muslim mulai muncul di sekitar Yerusalem. Ketika itu, sosok yang bertanggung jawab atas Yerusalem adalah wakil dari pemerintah Bizantium, Patriark Sophronius dan pemimpin Gereja Kristen, demikian dikutip dari The Times of Israel.

    Sophronius menolak menyerahkan Yerusalem padahal banyak pasukan Muslim mengepung kota itu. Dia bersedia menyerahkan kota, jika Umar datang menerima penyerahan tersebut.

    Mendengar permintaan itu, Umar meninggalkan Madinah, pergi sendirian dengan satu keledai dan satu asisten. Saat dia tiba di Yerusalem, dia disambut Sophronius.

    Sophronius heran melihat penampilan Umar yang begitu sederhana. Ia bahkan tak bisa membedakan mana sang pemimpin dan mana asisten.

    Umar diajak berkeliling kota, termasuk Gereja Makam Suci. Ketika waktu salat tiba, Sophronius mengajak Umar salat di dalam Gereja. Namun, Umar menolak.

    Umar bersikeras jika dia berdoa di sana, umat Islam akan menggunakannya sebagai alasan untuk mengubahnya menjadi masjid. Artinya, tindakan ini bisa membuat situs suci umat Kristen terampas.

    Dia lalu salat di luar Gereja atau berada di sisi selatan kompleks Al Aqsa yang dikenal saat ini. Kemudian, di situlah masjid Al Aqsa dibangun.

    Dahulu Al Aqsa diberi nama Al Qibli (Masjid Kiblat). Masjid ini pernah menjadi kiblat umat Islam sebelum turun wahyu dan menjadikan Ka’bah sebagai kiblatnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   PKS Proses Pemecatan Anggota DPRD Singkawang Tersangka Kekerasan Seksual Anak

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI