Detik-detik Mensos Risma Sujud di Kaki Guru Tunanetra karena Tak Bisa Memenuhi Janjinya Dulu

    WARTABANJAR.COM, BANDUNG – Menteri Sosial Tri Rismaharini mendadak bersujud di kaki salah satu pengajar SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung. Gerakan spontan itu diperagakan Risma, sapaan karib Tri Rismaharani setelah berdiskusi dengan staf pengajar di SLB tersebut.

    Kejadian itu berawal saat Risma mendatangi Balai Wyata Guna di Jalan Pajajaran, Kota Bandung untuk menghadiri acara pemberian bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial kepada penerima manfaat.

    Sesampainya di Balai Wyata Guna, Risma langsung sarapan pagi di Cafe yang dikelola oleh penyandang disabilitas. Seteleh itu, Risma pun langsung melihat koleksi tanaman hias yang dijual oleh penyandang disabilitas.

    Sebelum memasuki aula acara penyerahan bantuan, Risma sempat mampir ke Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra, sambil melihat-lihat tanaman yang dibudidayakan oleh para difabel.

    Saat berbincang dengan sejumlah penyandang disabilitas, guru perwakilan SLB A Padjadjaran kemudian menagih janji Risma terkait hibah lahan milik Kementerian Sosial yang saat ini digunakan sebagai sekolah untuk siswa tunanetra.

    BACA JUGA :4 Orang Rombongan Kapolda Jambi Akhirnya Dievakuasi Tim SAR, Irjen Rusdi Hartono Masih di Hutan

    Risma mengatakan, rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan. Sebagai gantinya, bangunan sekolah tersebut akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.

    “Mau diperbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma.

    Tawaran Risma itu ditolak beberapa guru dan staf penyandang disabilitas. Mereka tetap menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.

    Tri, salah satu guru tunanetra, menegaskan kepada Risma bahwa permintaan hibah itu bukan untuk kepentingan pribadinya.

    “Terkait itu, waktu itu ibu pernah janji menghibahkan ini (lahan). Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi, Bu, tolong direalisasikan,” ujar Tri.

    Risma kemudian menimpali guru tersebut dengan mengatakan bahwa pemberian hibah sulit dilakukan karena posisi tanahnya berada di tengah.

    “Ini susah karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki. Ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas,” jawab Risma.

    BACA JUGA :Kondisi Kapolda Jambi Menurun, Istri Irjen Pol Rusdi Hartono Gelisah Menunggu di Posko Merangin

    “Makanya, Bu, kata saya kita berbagi,” ujar Risma.

    Selain Tri, sejumlah staf lain turut mendesak Risma agar memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial tersebut.

    Namun, Risma tetap tidak bisa hingga akhirnya mantan Wali Kota Surabaya itu pun sujud di kaki salah satu guru tunanetra.

    “Saya sujud,” ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.

    Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma. Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.

    “Jangan begitu, Ibu. Bukan seperti ini maksudnya,” ujar Tri, sambil menangis.

    Risma meminta agar tidak ada orang yang berbisik-bisik terkait dengan kondisi di Wyata Guna.

    Menurut dia, Kemensos bakal membantu masyarakat membutuhkan termasuk dalam hal pendidikan hingga kemandiriannya.

    Balai Wyata Guna ini, kata dia, harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra.

    Ketika dihibahkan dan hanya dipakai untuk penyandang disabilitas netra, Risma khawatir ada anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya yang justru tidak terakomodasi di Wyata Guna.

    Risma pun menegaskan kembali bahwa orang-orang dengan kebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas sebenarnya bisa mandiri.

    Tidak sedikit dari mereka yang kemudian mampu menghasilkan uang justru lebih banyak dibandingkan orang tidak difabel.

    Potensi ini yang coba dibangun oleh Kemensos di setiap balai seperti Wyata Guna. Sebab, hal ini pernah dilakukan oleh penyandang disabilitas yang mampu bermusik, untuk kemudian mereka menghasilkan uang dari keahliannya.

    “Jadi yang ingin saya omongkan itu apa potensinya (di Wyata Guna). Kita akan bantu walaupun tidak bisa maksimal, tapi anak-anak ini sudah bisa cari uang untuk mereka. Memang harus dilatih secara profesional. Itu yang sedang kita siapkan,” ucapnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    Editor : DTM



    Baca Juga :   Tetapkan Lima Orang Tersangka, Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Balita di Banten

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI