WARTABANJAR.COM, WASHINGTON – AS sudah bersedia mengirim rudal Patriot ke Ukraina. Namun demikian, tetap menolak permintaan Presiden Volodymir Zelensky agar Washington mengirim rudal jarak jauh ATACM ke Kyiv.
Penolakan Presiden Joe Biden atas salah satu daftar permintaan “hadiah Natal” Kyiv itu didasarkan pada kekhawatiran tentang risiko eskalasi.
Selain itu, AS juga menolak mengirim tank karena masalah operasional.
Penasihat top Zelensky Mykhailo Podolyak memposting tweet pada awal Desember berjudul: “My Christmas Wishlist”. Selain Patriot, Podolyak meminta rudal jarak jauh ATACM AS, tank Abrams AS, serta tank Leopard dan Marder Jerman.
Menanggapi tuntutan Ukraina selama kunjungan Zelensky, Biden lebih tegas menolak mengirim ATACM ke Kyiv, yang akan dapat digunakan menyerang target di dalam Rusia.
Presiden AS memperingatkan itu berisiko mengasingkan anggota NATO Eropa.
“Mereka tidak ingin berperang dengan Rusia,” katanya.
Shashank Joshi, editor pertahanan The Economist buka suara atas penolakan Biden.
“Dengan ATACM, eskalasi menjadi perhatian utama,” kata Joshi.
“Mereka bisa menyerang jauh di dalam Rusia, dan jika Ukraina menggunakan mereka untuk melakukannya, itu bisa menyebabkan perpecahan di dalam NATO tentang bagaimana menanggapinya. Ada sejumlah negara Eropa, termasuk di Eropa selatan, yang mewaspadai eskalasi,” ujarnya.
Sementara itu pejabat pertahanan AS berpendapat bahwa Ukraina telah memiliki semua tank yang dibutuhkannya dan bahwa M1 Abrams terlalu rumit untuk dioperasikan oleh militer Ukraina.