WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Keputusan mengejutkan datang dari Turki pada Jumat (29/8) dini hari, ketika Jose Mourinho resmi angkat kaki dari kursi pelatih Fenerbahce. Mundurnya pelatih kawakan asal Portugal ini menjadi sorotan karena disebabkan kegagalan tim menembus fase grup Liga Champions.
Bukan keberhasilan yang dibicarakan publik, melainkan kegagalan Fenerbahce yang membuat nama Mourinho kembali jadi headline. Kekecewaan besar itu sekaligus menutup singkat perjalanan satu tahun sang pelatih bersama klub.
Fenerbahce sebelumnya mengalokasikan anggaran besar untuk mendatangkan Mourinho, berharap puasa gelar liga sejak 2014 berakhir. Namun, dana yang digelontorkan tidak sebanding hasil. Klub hanya mampu meraih Piala Turki 2023, tersingkir di perempat final Piala Turki musim lalu, serta kalah di babak 16 besar Liga Europa. Puncaknya, kekalahan agregat 0-1 dari Benfica di playoff Liga Champions membuat potensi pemasukan ratusan miliar rupiah dari kompetisi elit Eropa lenyap.
Eks gelandang Fenerbahce yang kini jadi komentator, Mehmet Aurelio, menilai kegagalan ini tak sekadar soal strategi. “Mourinho datang dengan reputasi besar, tapi klub seakan tak punya arah jangka panjang. Tanpa perbaikan manajemen, pelatih sehebat apa pun akan kesulitan,” katanya kepada SportsTV, Jumat (29/8).
Manajemen Fenerbahce mencoba memberi penjelasan dengan nada diplomatis. “Kami menghargai dedikasi Jose Mourinho selama satu tahun terakhir. Keputusan perpisahan ini diambil secara baik-baik. Kami berharap yang terbaik untuk kariernya di masa depan,” tulis pernyataan resmi klub.