WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Proyek pembangunan Jembatan Sei Ulin Km 31 kembali menuai sorotan. Anggota DPRD Komisi III Banjarbaru, Ronauli Saragi, menegaskan bahwa permasalahan teknis di lapangan masih belum tuntas dan berpotensi menimbulkan persoalan baru bagi warga sekitar.
Ronauli menyoroti khususnya soal tinggi oprit jembatan yang dinilai terlalu berlebihan, sehingga menyulitkan akses warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek.
“Saya lebih fokus pada dampak teknisnya. Kalau ekonomi bisa diatasi, masalah selesai. Tapi dari sisi teknis, masih ada catatan, terutama karena ada rumah warga di samping jembatan yang seharusnya disediakan akses jalan,” tegas Ronauli, Selasa (19/8/2025).
BACA JUGA:BENTROK BERDARAH DI AMBON! Dipicu Tawuran Pelajar, Kantor Desa Dibakar & 1 Siswa Tewas
Tiang Baliho Jadi Kendala Akses Jalan
Selain persoalan oprit, Ronauli juga menemukan adanya tiang baliho yang berdiri di jalur alternatif. Keberadaan baliho tersebut menghalangi akses jalan dan belum jelas status kewenangannya, apakah berada di bawah Pemkot Banjarbaru atau Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
“Yang jelas keberadaan tiang itu mengganggu karena berdiri tepat di oprit jembatan,” katanya.
Desain Teknis Perlu Revisi
Ronauli juga menyinggung gambar teknis dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) yang memperlihatkan adanya akses langsung dari oprit jembatan menuju rumah warga. Menurutnya, desain ini harus dikaji ulang agar tidak membahayakan lalu lintas.
“Kalau akses warga langsung masuk ke jalur cepat, jelas sangat berisiko. Desain harus direvisi,” tandasnya.