WARTABANJAR.COM, JAKARTA – UEFA resmi “menjatuhkan” denda €31 juta (≈ Rp550 miliar) kepada Chelsea rekor terbesar dalam satu musim untuk klub Eropa. Jumlah ini terdiri dari €20 juta akibat gagal memenuhi Football Earnings Rule, serta €11 juta karena Squad Cost Ratio melebihi batas 80% total pengeluaran gaji dan transfer melampaui pendapatan mereka . Penelusuran UEFA juga menyoroti penjualan aset internal seperti dua hotel senilai £76,5 juta ke afiliasi perusahaan, yang tidak diakui sebagai pendapatan sah.
Chelsea telah meneken settlement agreement dengan UEFA selama empat tahun, artinya mereka harus disiplin secara finansial hingga 2028/29. Kalau gagal, total denda bisa melonjak! Potensi tambahan mencapai €60 juta menjadikan total denda mencapai €91 juta! . Selain itu, mereka bisa kena pembatasan pendaftaraan pemain untuk kompetisi Eropa sampai lawan dijual terlebih dahulu.
FC Barcelona juga kena sanksi €15 juta karena laporan rugi berlebihan pada musim 2024/25. Namun, ada sisa €45 juta yang “ditangguhkan” hanya akan dibayar jika Barca gagal mencapai target dalam dua tahun ke depan. Seperti Chelsea, mereka juga menghadapi larangan pendaftaran pemain baru di Champions League bila tak patuh.
Selain dua raksasa, Aston Villa dihukum €11 juta (5+6 juta) sedangkan Lyon €12,5 juta. Villa juga setuju settlement 3 tahun, Lyon sampai 4 tahun. Lyon bahkan dalam risiko degradasi dan bisa dilarang tampil di kompetisi UEFA 2025/26 bila gagal memenuhi aturan apabila benar-benar turun kasta.
Kasus ini jadi pengingat keras soal pengawasan keuangan UEFA/Fair Play Finansial. Tujuannya? Biar klub gak semena-mena belanja pemain tapi merugi. Batas 80% Squad Cost Ratio tahun ini (turun ke 70% di 2025) dan Financial Earnings Rule jadi patokan ketat buat memastikan keberlanjutan finansial klub-klub elite. (Berbagai sumber/Aar)

