WARTABANJAR.COM, TASIKMALAYA – Sebuah peristiwa luar biasa mengguncang Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Pada 25 Februari 2025, makam Kiai Muhajar, pendiri Pondok Pesantren Manarul Huda, terpaksa dipindahkan akibat pergerakan tanah yang mengancam kawasan tersebut. Namun, saat proses pemindahan dilakukan, warga dikejutkan dengan kondisi jasad sang kiai yang masih utuh meski telah 13 tahun dimakamkan.
Pergerakan tanah yang terjadi di sekitar pesantren menyebabkan retakan besar pada bangunan, termasuk masjid dan rumah para santri.
Makam Kiai Muhajar yang berada di kompleks pesantren pun terdampak, terbelah oleh retakan tanah. Demi keselamatan, makam tersebut dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
BACA JUGA:Digerebek di Rumah Sendiri, Pria di Katingan Edarkan Sabu: Polisi Temukan Bong & Uang Jutaan!
Proses pemindahan dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan. Saat liang lahad dibuka, warga yang hadir terkejut mendapati bahwa jasad sang kiai masih dalam kondisi utuh, seolah baru saja dimakamkan. Kain kafan yang membungkus jasad pun masih terjaga dengan baik.
“Subhanallah, Allahu Akbar, jasad beliau masih utuh, masih lengkap, belum mengalami pembusukan,” ungkap Kepala Desa Cikondang, Eros Rosita, seperti dilansir dari Pikiran Rakyat.
Fenomena jasad yang tetap utuh setelah bertahun-tahun dikenal dengan istilah adiposera atau adipocere, di mana jaringan lemak tubuh berubah menjadi zat seperti lilin yang dikenal sebagai ‘lilin mayat’. Namun, bagi warga Cikondang, kejadian ini dianggap sebagai tanda kesalehan dan keberkahan dari sang kiai semasa hidupnya.