“Dulu peserta hanya sekitar 20 orang, kini mencapai 250. Ini luar biasa!” ungkapnya.
Kejurprov kali ini mempertandingkan berbagai kategori usia, mulai dari pra-kadet, kadet, junior, hingga senior. Selain menjadi ajang bergengsi, kompetisi ini juga berfungsi sebagai seleksi resmi untuk menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), yang menjadi jalur wajib sesuai regulasi PON.
Herita turut mengenang momen bersejarah saat atlet anggar Kalsel, Nabil, berhasil menyumbangkan medali perunggu di PON Aceh—prestasi pertama sepanjang sejarah Kalsel di cabang anggar.
“Selama ini kita belum pernah bawa pulang medali dari anggar di PON. Baru kemarin kita pecah telur, ini momen kebangkitan,” ujarnya penuh semangat.
Walau nomor beregu belum lolos, sebagian besar nomor lomba berhasil menembus Pra-PON, menunjukkan potensi besar yang dimiliki para atlet muda Kalsel.
Tiga Daerah Absen
Sayangnya, tiga daerah yakni Hulu Sungai Tengah, Tabalong, dan Kotabaru absen dalam Kejurprov kali ini. Khusus untuk Kotabaru, Herita menjelaskan belum terbentuknya kepengurusan resmi cabang olahraga anggar.
Meski demikian, ia tetap optimis dengan perkembangan anggar di Kalsel. Terutama melihat semakin banyaknya atlet usia dini yang terlibat, menjadi bukti bahwa pembinaan di tingkat kota/kabupaten mulai menunjukkan hasil positif.
“Banyak atlet kecil ikut bertanding, ini bukti bahwa regenerasi dan pembinaan berjalan baik,” pungkasnya.(Wartabanjar.com/Ramadan Anwar)
editor: nur muhammad