Di Washington, DC, ribuan orang berkumpul di Monumen Washington. Beberapa anggota Kongres turut hadir dan menyampaikan pidato keras. Rep. Jamie Raskin dari Maryland menyebut Trump sebagai figur otoriter dengan āpolitik Mussolini dan ekonomi Herbert Hoover.ā Ia menekankan bahwa Konstitusi AS dimulai dengan kalimat āKami rakyat Amerika,ā bukan āKami para diktator.ā
Anggota Kongres Ilhan Omar dari Minnesota juga hadir. Ia mengajak rakyat untuk tidak menyerah. āKalau kita masih percaya pada proses hukum dan masa depan anak-anak kita, maka kita harus memperjuangkannya,ā ucapnya tegas. Sementara Rep. Maxwell Frost dari Florida mengingatkan bahwa otoritarianisme selalu menguji sejauh mana rakyat akan diam.
āSepanjang sejarah, para penguasa otoriter tak pernah puas. Mereka langgar hukum, uji batas, dan menunggu apakah rakyat akan berteriak atau memilih bungkam,ā ujarnya.
Di Los Angeles, ribuan warga berbaris menuju balai kota dengan membawa poster bertuliskan āLindungi Konstitusi Kami,ā āKekuasaan untuk Rakyat,ā dan āJangan Ganggu Pendidikan.ā
Namun gelombang perlawanan ini tidak lepas dari risiko. Salah satu kasus yang menuai sorotan adalah penangkapan Mahmoud Khalil, seorang pengungsi Palestina yang izin tinggalnya dicabut setelah ikut demonstrasi damai di Universitas Columbia. Peristiwa ini memunculkan kekhawatiran baru: apakah rakyat Amerika masih benar-benar bisa menyampaikan pendapat secara bebas?
āKomunitas kita yang jadi korban, sementara Trump dan Musk mengeruk untung. Ini bukan soal uang semata, tapi soal kekuasaan,ā tulis pernyataan resmi penyelenggara Hands Off!.