WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Perang dagang oleh Amerika Serikat dengan memberlakukan tarif impor yang cukup tinggi, cukup membuat negara-negara eksportir puyeng termasuk Indonesia.
Pasalnya, penerapan tarif impor ini dipastikan akan membawa dampak bagi perekonomian nasional.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi memastikan Indonesia sedang menghitung dengan cermat dampak dari penerapan tarif resiprokal yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
“Paralel dengan itu, Indonesia juga mengirimkan tim lobi tingkat tinggi untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS,” kata Hasan dalam keterangan yang diterima, Jumat (4/4/2025).
Hasan menegaskan di dalam negeri sendiri saat ini pemerintah juga sedang menerapkan penyederhanaan regulasi.
Baca juga:China Membalas! Terapkan Tarif Impor dengan Besaran yang Sama Terhadap Amerika
Hal itu dilakukan agar produk-produk Indonesia bisa lebih kompetitif.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya pada Rabu (2/4/2025) mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.
Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik sebesar separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.
Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS.
Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen. (Berbagai sumber)