WARTABANJAR.COM, PARINGIN – Warga Desa Merah, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, secara turun-temurun menjaga tradisi ziarah kubur dan yasinan keliling.
Usai sholat Ied, masyarakat berbondong-bondong menuju pemakaman desa. Suasana haru tak terhindarkan, terutama bagi mereka yang baru kehilangan orang terkasih.
“Kami selalu melakukan ziarah ini setiap lebaran. Selain mengenang keluarga yang telah pergi, ini juga menjadi pengingat bagi kami akan kehidupan setelah mati,” ujar Khairullah, salah satu warga setempat.
Baca Juga
Viral Pengadilan Agama Dipenuhi Pengunjung Jelang Lebaran/Idul Fitri
Ziarah kubur sendiri memiliki dasar dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Dulu aku melarang kalian berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat.” (HR. Muslim, No. 977)
Sementara itu, doa untuk orang yang telah wafat juga dianjurkan dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami…’” (QS. Al-Hasyr: 10)
Selain ziarah kubur, masyarakat Desa Merah juga menggelar yasinan keliling. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian dari rumah ke rumah.
Warga berkumpul untuk membaca surah Yasin bersama-sama, mendoakan keluarga yang telah berpulang, dan menguatkan nilai-nilai kebersamaan.
Menariknya, yasinan keliling juga menjadi ajang berbagi rezeki. Setiap tuan rumah yang menjadi tempat yasinan akan menyuguhkan hidangan khas lebaran, seperti ketupat, opor ayam, lontong, serta aneka kue tradisional.