WARTABANJAR.COM, PARINGIN – Meletakkan daun kelapa di atas kubur keluarga yang telah berpulang, jadi tradisi masyarakat Desa Merah, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, Senin (31/3).
Daun kelapa yang masih hijau dipercaya membawa simbol kesejukan dan harapan agar arwah almarhum mendapat ketenangan.
Masyarakat setempat meyakini bahwa tradisi ini memiliki nilai religius yang berkaitan dengan salah satu peristiwa di zaman Rasulullah SAW.
Baca Juga
Viral Pengadilan Agama Dipenuhi Pengunjung Jelang Lebaran/Idul Fitri
Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, di mana Rasulullah SAW pernah melewati dua kuburan dan bersabda:
“Sesungguhnya mereka berdua sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena dosa besar. Salah satunya tidak menjaga diri dari kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba.”
Kemudian Rasulullah SAW mengambil pelepah kurma yang masih basah, membelahnya menjadi dua bagian, dan meletakkannya di atas kuburan tersebut. Ketika para sahabat bertanya alasan beliau melakukan hal itu, Rasulullah SAW menjawab:
“Semoga dengan ini, siksa mereka diringankan selama pelepah ini belum kering.”
(HR. Bukhari No. 218 dan Muslim No. 292)
Sebagian ulama berpendapat bahwa tanaman hijau yang masih segar bisa bertasbih kepada Allah, sehingga memberikan manfaat bagi mayit selama masih hidup.
Namun, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa tindakan ini merupakan kekhususan Rasulullah SAW dan tidak menjadi kewajiban bagi umat Islam.
Bagi masyarakat Desa Merah, meletakkan daun kelapa di atas kubur bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada keluarga yang telah meninggal.