WARTABANJAR.COM, PARINGIN – Saat panen, para petani di Balangan kini memiliki kisah suka duka saat harus memanen hasil pertaniannya. Seperti halnya saat harus menggunakan peralatan modern dalam alat memanen.
Diketahui, sebagian petani di kabupaten Balangan mulai memanen padinya, mereka menggunakan dua Metode, yakni manual dan modern.
Baca juga: Anggota Kelompok Perikanan Gawi Selaras Senang Terima Bantuan 12 Mesin dari Bupati Batola
Kedua motode itu pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seperti metode manual yang cara kerjanya itu menggunakan sabit yang digunakan untuk memotong padi.
Lalu setelah semuanya selesai dipotong, hasilnya dikumpulkan dalam satu tempat sebelum dikeringkan.
Sedangkan motede modern menggunakan combine harvester pastinya memerlukan biaya operasional yang cukup mahal, tidak cocok untuk petani-petani kecil.
Terkait hal ini, salah satu petani Balangan, Ardan, menjelaskan, bagi petani-petani yang hanya mempunyai lahan kecil biasanya mereka lebih memilih menggunakan cara manual, selain menghemat biaya operasional motede ini juga dianggap lebih teliti dan juga mengurangi hilangnya hasil panen.
Memanen dengan cara manual memang lebih melelahkan, tapi kami bisa lebih hati-hati dalam memilih bulir padi yang benar-benar matang,” ujar Ardan.
Sementara itu, kata Ardan, penggunaan mesin pemanen atau combine harvester terbilang sangat praktis, hanya dengan satu proses, cara ini bisa langsung memanen, merontokkan dan membersihkan padi.
Baca juga:Gubernur Muhidin Dorong Produksi Komoditas Pangan Daerah dan Inovasi Pertanian
“Meskipun dengan menggunakan combine harvester terbilang sangat praktis, penggunaan mesin ini juga menghadapi tantangan, seperti biaya operasional yang tinggi dan keterbatasan akses di lahan sempit atau berlumpur,” tutupnya.(Alfi)
Editor: purwoko