Siapa ya? Presiden Prabowo Sebut Ada Menteri Stres Gara-gara IHSG Anjlok, Hari Ini Kembali Memerah

    Beberapa faktor utama yang menekan pasar antara lain meningkatnya risk premium yang tercermin dari kenaikan credit default swap (CDS), pelemahan rupiah dan tingginya spread yield terhadap US Treasury, suku bunga tinggi hingga kuartal kedua 2025, hingga deflasi 0,09% YoY pada Februari 2025.

    Menurut Oktavianus, kebijakan konkret diperlukan untuk stabilitas pasar, seperti insentif pajak bagi emiten atau intervensi untuk menjaga likuiditas.

    Level psikologis IHSG saat ini di kisaran 6.000–6.100, dengan potensi pelemahan lebih lanjut.

    Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila menambahkan, risiko politik dan ketidakpastian program ekonomi turut menekan pasar.

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan mempertimbangkan kembali kebijakan saham dalam pengawasan khusus guna meningkatkan kepercayaan investor.

    Analis Infovesta Kapital Utama Ekky Topan juga menyoroti kekhawatiran investor terhadap beban fiskal Indonesia, termasuk program makan bergizi gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah, skema Koperasi Merah Putih, terutama terkait transparansi pengelolaan dana negara.

    Menurutnya, stimulus buyback tanpa RUPS memberikan sentimen positif, tetapi fundamental ekonomi yang masih lemah membuat investor cenderung wait and see.

    Pada Selasa (18/3/2025), IHSG sempat anjlok parah para hingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan trading halt.

    Namun, dua hari terakhir IHSG mulai hijau sebelum akhirnya kembali anjlok pada hari ini. (Berbagai sumber)

    Editor: Erna Djedi

    Baca Juga :   Sukses Capai Target 10 Besar, Aldi Satya Mahendra Bidik Race Konsisten Ada di Rombongan Terdepan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI