Meskipun kurma dikaitkan dengan Ramadan, kurma tetap menjadi makanan pokok sehari-hari di rumah tangga Saudi. Kurma sering disajikan dengan kopi sebagai tanda keramahtamahan, dan seperti yang ditegaskan dalam pepatah Arab: “Kurma adalah makanan orang miskin dan hidangan penutup orang kaya.”
Memberikan kurma sebagai hadiah juga merupakan praktik Ramadan yang dihormati, dan Al-Suqair berkata: “Salah satu tradisi Ramadan yang paling dihargai adalah bertukar hadiah, dan kurma merupakan pilihan yang populer.
“Orang-orang sering memberi tetangga, teman, dan keluarga mereka kurma terbaik dari daerah mereka, atau varietas yang paling mereka sukai.”
Beberapa festival kurma terkenal merayakan pentingnya buah tersebut dalam budaya Saudi di seluruh Kerajaan setiap tahun — Buraidah, Unaizah, dan AlUla.
Festival Kurma AlUla menonjol karena menghidupkan kembali praktik kuno shannah, metode tradisional untuk mengawetkan kurma dari musim panen hingga Ramadan.
Lanskap pertanian Arab Saudi yang kaya telah menjadikannya pemimpin dalam produksi kurma, dengan berbagai daerahnya membudidayakan varietas yang khas untuk mencerminkan lingkungan yang unik.
Dan, selama beberapa tahun terakhir, Arab Saudi telah berdedikasi untuk meningkatkan nilai kurmanya, baik secara lokal maupun internasional. Komitmen ini telah menghasilkan pembentukan organisasi utama seperti Pusat Nasional untuk Kurma dan Palem, dan Dewan Kurma Internasional, yang mencakup 11 negara penghasil kurma.
Dengan lebih dari 33 juta pohon palem yang mencakup 27 persen dari total pohon di dunia, dan 123.000 perkebunan palem di seluruh Kerajaan, Arab Saudi adalah pemimpin global dalam budidaya kurma.