WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Kambang barenteng, atau bunga tabur khas Banjar, menjadi salah satu mata pencaharian urang Banua. Rangkaian bunga segar yang terdiri dari melati, mawar, kenanga, dan kembang kertas ini kerap digunakan untuk ziarah hingga ritual mandi kambang.
Seorang pedagang, Huda, telah mengandalkan usaha ini sebagai sumber nafkahnya sehari-hari. Ia menjajakan kembang barenteng di pasar-pasar sekitar Kecamatan Tatah Makmur, Kabupaten Banjar, termasuk di Pasar Kamis, Desa Tatah Layap.
“Biasanya saya mulai jualan jam 6 pagi sampai pasar tutup sekitar jam 9-an,” ujar Huda, Kamis (30/01/2025).
Menurutnya, Pasar Kamis memiliki banyak pelanggan yang mencari bunga untuk ziarah ke makam KH. Abdullah Jamal atau keperluan acara keluarga.
Tiga Jenis Kembang Wajib dalam Barenteng
Huda menuturkan bahwa dalam setiap rangkaian kembang barenteng, terdapat tiga jenis bunga yang tidak boleh ketinggalan, yakni melati, mawar, dan kenanga.
“Saya jual per ikatnya Rp5 ribu. Semua bunganya dirangkai dari rumah, jadi di pasar tinggal menawarkan ke pembeli. Tapi kalau lagi sepi, saya juga merangkai di tempat sambil menunggu pelanggan,” ungkapnya.
Meski usahanya terbilang sederhana, Huda tetap gigih menjalankan pekerjaannya demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari seikat bunga, ia menabur harapan untuk masa depan yang lebih baik.(Wartabanjar.com/Iqnatius Aprianus/Riska)
editor: nur muhammad