WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Pada Minggu (21/1/2025) mendatang atau beberapa hari lagi, perusahaan media sosial China, TikTok akan menyetop operasionalnya di Amerika Serikat (AS).
Pada tanggal itu, larangan federal dijadwalkan mulai berlaku.
Penghentian itu bisa terjadi kecuali jika ada keputusan darurat dari Mahkamah Agung setempat.
Undang-undang yang disahkan pada April 2024 lalu mewajibkan TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance, untuk menjual asetnya di AS paling lambat 19 Januari 2025, jika tidak, aplikasi tersebut akan dilarang secara nasional.
Presiden terpilih AS, Donald Trump dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan perintah eksekutif yang menunda penegakan larangan tersebut selama 60 hingga 90 hari, namun laporan ini tidak menjelaskan dasar hukum untuk tindakan tersebut.
Jika larangan diberlakukan, pengguna TikTok yang telah mengunduh aplikasi tersebut akan tetap dapat menggunakannya.
Kendati demikian, di sisi lain, undang-undang juga melarang perusahaan AS memberikan layanan pendukung seperti distribusi, pemeliharaan, atau pembaruan aplikasi mulai Minggu nanti, seperti dilansir dari berbagai sumber, Kamis (16/1/2025).
TikTok berencana memberikan opsi kepada penggunanya untuk mengunduh semua data mereka sebelum penutupan.
Pengguna yang mencoba membuka aplikasi ini setelah larangan berlaku akan menerima pesan pop-up yang mengarahkan mereka ke situs web berisi informasi tentang larangan tersebut.
“TikTok akan berhenti beroperasi. Platform ini pada dasarnya akan ditutup,” kata pengacara TikTok, Noel Francisco, dalam sidang Mahkamah Agung pekan lalu.
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com