AS Catat Kematian Pertama Akibat Flu Burung, Waspada Risiko Mutasi Virus H5N1

    WARTABANJAR.COM, WASHINGTON DCAmerika Serikat (AS) resmi melaporkan kematian manusia pertama akibat flu burung H5N1. Otoritas Kesehatan Louisiana pada Senin (6/1/2025) mengumumkan bahwa korban, seorang pasien berusia di atas 65 tahun, meninggal dunia akibat komplikasi virus tersebut.

    Pasien sebelumnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis karena gangguan pernapasan. Menurut laporan, infeksi ini merupakan kasus pertama flu burung H5N1 yang serius di AS.

    BACA JUGA:Gubernur California Umumkan Darurat Flu Burung, Hati-hati dengan Unggas Mati

    “Pasien diketahui tertular virus H5N1 setelah terpapar kawanan unggas nonkomersial dan burung liar,” ungkap pernyataan resmi Departemen Kesehatan Louisiana yang dikutip dari AFP.

    Risiko Pandemi Tetap Rendah, Namun Perlu Waspada

    Meskipun kasus ini memicu kekhawatiran global, pihak berwenang menyatakan bahwa risiko penularan antarmanusia masih sangat rendah. Hingga kini, tidak ada bukti transmisi dari manusia ke manusia.

    “Orang-orang yang bekerja atau berinteraksi dengan unggas, burung liar, atau sapi berada pada risiko lebih tinggi terkena virus ini,” lanjut pernyataan tersebut.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga mengungkapkan bahwa virus H5N1 pada pasien ini berbeda dari jenis yang menyerang kawanan unggas di peternakan di seluruh negeri. Namun, beberapa mutasi genetik ditemukan, yang mengindikasikan adaptasi virus terhadap saluran pernapasan manusia.

    Kekhawatiran Mutasi dan Wabah Global

    Flu burung H5N1 pertama kali terdeteksi pada tahun 1996, namun sejak 2020, wabah di kalangan unggas dan mamalia semakin meningkat. Para ilmuwan khawatir tingginya sirkulasi virus ini dapat memicu mutasi yang mempercepat penyebaran antar manusia.

    Baca Juga :   Deddy Corbuzier Dilantik Sebagai Stafsus Menhan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI