“Ia dikerahkan ke Afghanistan dari Februari 2009 hingga Januari 2010,” kata seorang juru bicara angkatan darat, seraya menambahkan bahwa ia berpangkat Sersan Staf di akhir masa tugasnya.
Sebelumnya, tersangka menabrakkan truk pikap listrik Ford F-150 putih ke sekelompok pejalan kaki, lalu keluar dan tewas dalam baku tembak dengan polisi. Dua bom rakitan ditemukan di mobil dan telah dinetralisir.
“Pria ini mencoba menabrak orang sebanyak mungkin,” kata Kepala Polisi Anne Kirkpatrick kepada wartawan.
“Mengemudi dengan kecepatan sangat tinggi dan dengan cara yang sangat disengaja… dia bertekad menciptakan pembantaian dan kerusakan yang ditimbulkannya,” tambah Kirkpatrick.
Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintahnya “tidak akan menoleransi serangan apa pun terhadap komunitas negara kita”. Presiden terpilih Donald Trump segera mengaitkan serangan itu dengan imigrasi ilegal, tanpa memberikan bukti, dalam sebuah pernyataan yang dibuat sebelum pihak berwenang menjelaskan bahwa tersangka adalah warga Amerika.
Pemandangan Mengerikan
Sementara itu seorang saksi, Zion Parsons, mengatakan bahwa ia melihat kejadian itu langsung. Menurutnya hal-hal berubah menjadi pemandangan yang mengerikan.
“Cara terbaik yang dapat saya gambarkan adalah benar-benar zona perang,” katanya.
“Ada mayat dan darah serta semua sampah,” tambahnya.
“Orang-orang ketakutan, berlarian, berteriak.”
Saksi lain, Jimmy Cothran, mengatakan kepada ABC bahwa kekacauan itu “gila”. Ia mengatakan banyak mayat di mana-mana.