Baca juga:Tahap Pembuktian, Paula Verhoeven dan Baim Wong Sama-sama Hadiri Sidang Cerai
Ia mengatakan kondisi tersebut bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi sehingga lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi.
Lebih lanjut, fenomena di Kalimantan tersebut tampak seperti awan turun atau jatuh karena gumpalan uap atau gas yang dilepaskan bergerak ke area yang lebih rendah akibat gravitasi atau kerapatannya yang lebih berat daripada udara di sekitarnya.
“Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanyalah efek visual, karena sebenarnya yang terlihat hanyalah gumpalan uap yang bersifat sementara,” tutur Andri. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi