WARTABANJAR.COM, WASHINGTON – Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih setelah hampir 4 tahun meninggalkannya, pada Rabu (13/11) waktu setempat. Ia datang ke Washington untuk bertemu Presiden Joe Biden.
Pertemuan Donald Trump dan Joe Biden terjadi saat pemenang Pilpres AS ini tengah bergerak cepat menunjuk orang-orang di dalam pemerintahannya. Salah satu yang ditunjuk Donald Trump adalah orang terkaya di dunia Elon Musk untuk menempati jabatan baru yang bertujuan memangkas pengeluaran pemerintah.
Baca juga:Presiden AS Terpilih Donald Trump Ingin Datang ke Indonesia
Joe Biden mengundang rival setianya itu untuk bertemu di Ruang Oval.
“Dia (Biden) percaya pada norma-norma. Dia percaya pada lembaga-lembaga kita,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menjawab pertanyaan wartawan mengenai alasan Joe Biden mengundang Donald Trump.
“Rakyat Amerika pantas mendapatkan ini. Mereka pantas mendapatkan pengalihan kekuasaan secara damai,” lanjutnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Joe Biden membahas sejumlah isu kebijakan luar negeri utama saat ia bertemu Donald Trump.
Salah satunya adalah dukungan AS terhadap Ukraina melawan Rusia, yang menurut Donald Trump akan diakhirinya.
Pertemuan itu mungkin menjadi pil pahit yang harus ditelan Joe Biden, yang pernah mengecap Donald Trump sebagai ancaman bagi demokrasi.
Baca juga:Presiden Prabowo dan Presiden Amerika Joe Biden Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis
Sebelum pertemuan dengan Joe Biden, Donald Trump sempat menyampaikan pidato di hadapan anggota Partai Republik di DPR di sebuah hotel di Washington dekat Gedung Capitol.
Donald Trump menyarankan bahwa ia bahkan mungkin terbuka untuk masa jabatan ketiga yang berarti itu akan melanggar konstitusi AS.
“Saya rasa saya tidak akan mencalonkan diri lagi kecuali jika Anda berkata, dia bagus, kita harus memikirkan cara lain,'” katanya, yang mengundang tawa.
Partai Republik tampaknya siap menguasai kedua kamar Kongres (Senat dan DPR).(pwk)
Editor: purwoko