“Tentu saja ini tantangan yang luar biasa, kita harus bekerja lebih keras. Ini adalah satu opportunity (kesempatan) bagi kita semua utuk tumbuh lebih kokoh dan jaya lagi. PLN akan betul-betul menjadi pusat energi terkemuka bukan hanya di Indonesia, tapi di Asia Tenggara bahkan di dunia,” ucap Darmawan.
Terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, Abdul Salam Nganro, menyatakan bahwa momentum Hari Listrik Nasional ini menjadi bahwa PLN memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan Indonesia ke depan.
Yaitu untuk memastikan ketersediaan dan keandalan pasokan listrik di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil dan tertinggal.
“PLN berkomitmen untuk terus berupaya memenuhi kebutuhan listrik hingga ke daerah-daerah pelosok, khususnya di wilayah Kalimantan, kami pastikan bahwa semua warga negara, tanpa terkecuali, bisa merasakan manfaat dari listrik, yang kini bukan hanya kebutuhan dasar tetapi juga pendorong kesejahteraan ekonomi”, ungkap Salam.
Sejarah Kelistrikan
Dimulai pada akhir abad ke-19, saat itu listrik hanya digunakan oleh perusahaan milik pemerintah kolonial untuk mendukung operasional perusahaan, seperti pabrik gula, perkebunan, pelabuhan, dan jalur kereta api di Indonesia.
Kelistrikan untuk umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda, NV Nign yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya untuk melayani penyediaan listrik bagi masyarakat.
Pada 1927, pemerintah kolonial Belanda mendirikan s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB) sebagai perusahaan listrik negara yang mengelola berbagai pembangkit listrik di wilayah Indonesia, termasuk PLTA di Jawa Barat, Sulawesi, dan Sumatra.