Desa Matang Hanau, Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya di Balangan, Daerah Penghasil Gula Merah dan Kolang Kaling

    Daun tanaman ini menyerupai daun kelapa,  sangat penting dalam pembuatan gula merah atau gula aren yang terkenal di Kecamatan Lampihong.

    Gula merah Lampihong, atau dikenal juga sebagai gula habang Lampihong, memiliki rasa yang lebih manis dan alami berkat penggunaan nira dari tanaman aren.

    Proses pembuatan gula ini dimulai dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar, menghasilkan cairan nira berwarna keruh dan manis.

    Warga Desa Matang Hanau menggunakan bambu dan jerigen (teng) untuk mengumpulkan nira tersebut, yang kemudian dimasak selama lima jam hingga mengental dan membentuk gula habang Lampihong.

    “Karena banyaknya tanaman enau di desa ini, tidak mengherankan jika banyak warga yang menggantungkan hidup mereka sebagai pembuat gula selama bertahun-tahun,” ujarnya.

    BACA JUGA: Tim Urai Macet Polres Banjarbaru Sita Sajam dari Pak Ogah yang Sedang Beroperasi

    Selain itu, tanaman ini juga menghasilkan buah yang bijinya dikenal dengan nama kolang kaling, sering digunakan sebagai bahan campuran minuman dan makanan.

    Warga Desa Matang Hanau biasanya menjual kolang kaling dalam kondisi masih bercangkang untuk menjaga kesegarannya.

    Buah dengan tekstur keras dan cangkang hijau ini adalah salah satu hasil sampingan yang memperkaya tradisi kuliner lokal.

    Menurut Halianoor, pemahaman tentang nama Desa Matang Hanau dan tradisi yang berkaitan dengannya sangat penting untuk pelestarian budaya.

    Nama desa yang diambil dari tanaman hanau ini tidak hanya menandakan kekayaan sumber daya alam tetapi juga merupakan simbol dari kekuatan tradisi dan kearifan lokal masyarakat setempat.

    Baca Juga :   Polsek Kusan Hulu Geledah Rumah di Jl Valgoson, Tidak Kurang 53 Paketan Sabu-sabu Disita

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI