Sebab, kata dia, jabatan wali kota akan mubazir jika tidak digunakan untuk menegakkan agama.
“Mari kita berdoa supaya Bu Lisa dipilih sebagai wali kota Banjarbaru, beserta Bapak Wartono sebagai wakilnya. Usai dilantik, lalu mewujudkan ceramah UAS,” doanya.
Diselipkannya pula jawaban terkait pertanyaan terkait dibolehkannya perempuan menjadi pemimpin. UAS memberi contoh kasus pada zaman Raja Kisra.
“Kisra punya anak perempuan yang masih kecil, namanya Buran. Kisra mati, lalu anaknya dilantik. Lalu, nabi berkata, Persia tidak akan maju karena dipimpin anak perempuan kecil. Kata nabi, Persia tidak akan menang. Kita mengambil dalil itu,” jelasnya.
“Namun, jabatan yang terbatas bisa dijabat oleh perempuan. Contohnya, yang menjadi pengawas kota Madinah adalah Ummu Syifa. Beliau diangkat Umar sebagai pengawas pasar Madinah, karena dinilai lebih pantas. Jadi dengan tausiyah UAS, isu-isu ini terjawab tidak?,” tanyanya yang dijawab serentak dengan “terjawab”.
Tak hanya UAS yang menjadi sorotan, di samping kanannya, sosok laki – laki bergamis putih dengan peci hitam, Wartono dan di samping kirinya, perempuan anggun bergaun mocca, Hj. Erna Lisa Halaby, ikut menarik perhatian.
Wartono merupakan Wakil Wali Kota Banjarbaru saat ini, dan Lisa Halaby sebagai Pemimpin Yayasan Abdul Aziz Halaby. Keduanya nampak bukan sekadar sebagai tuan rumah, tetapi juga simbol harapan baru bagi warga Kota Banjarbaru.
Baca juga:Jadwal Tabligh Akbar Bersama Ustadz Abdul Somad (UAS) di Banjarbaru
Wajah mereka kini kerap menghiasi baliho-baliho kota, dan malam ini kehadirannya nyata di hadapan para jemaah.