WARTABANJAR.COM, JAKARTA – International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List belum mengevaluasi status konservasi spesies anggrek yang berasal dari Indonesia. Ada sekitar 3.800 spesies atau 95 persen.
“Masih ada 95 persen atau sekitar 3.800 spesies anggrek Indonesia yang belum terevaluasi status konservasinya. Ini menjadi tugas kita semua untuk meng-assess status IUCN-nya,” kata Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Destario Metusala, Kamis (5/9/2024).
Dia merinci, total spesies Indonesia yang sudah dievaluasi IUCN Red List hanya sebanyak 230 spesies saja. Padahal, Indonesia memiliki total 4.100 hingga 4.200 spesies.
Baca juga: Horee…Pemerintah Perpanjang Penerimaan CPNS, Yuk Buruan Yuk !!
“Oleh karena itu, jumlah ini proporsinya termasuk sangat kecil sekali. Karena hanya 5 persen yang sudah terevaluasi,” ujarnya.
Berdasarkan IUCN Red List per Agustus 2024, spesies dari Indonesia yang masuk dalam kategori terancam punah (endangered) sebanyak 18 spesies. Ini dari total 230 spesies yang dievaluasi IUCN, sedangkan di dunia terdapat 497 spesies yang terancam punah.
Dari total 230 spesies yang dievaluasi IUCN, spesies anggrek dari Indonesia yang rentan punah (vulnerable) tercatat sebanyak 10 spesies dan hampir terancam punah (near threatened) 5 spesies. Sedangkan spesies anggrek Indonesia yang tidak perlu dikhawatirkan punah (least concern) tercatat sebanyak 178 spesies.
Destario mengatakan, pada dasarnya anggrek dapat tumbuh di berbagai benua. Namun, ada beberapa bagian di dunia yang tidak bisa ditumbuhi oleh anggrek, yaitu kawasan kutub utara dan kutub selatan.