USA masih dilanda inflasi yang di atas target, China sebagai salah satu konsumen terbesar 2 minyak sawit juga masih bergulat dengan pelemahan ekonomi pasca Covid-19, begitu juga dengan Eropa dimana kondisi ekonominya melemah dengan defisit fiskal yang meningkat diiringi inflasi yang masih tinggi.
Sementara itu, eskalasi geopolitik global kian memanas, diperkirakan prospek industri sawit tahun 2024 mempunyai kecenderungan bahwa konsumsi dalam negeri diperkirakan akan terus mengalami kenaikan.,
Terutama sekali untuk kebutuhan pangan, industri oleokimia dan kebutuhan energi (biodiesel) dengan adanya menuju implementasi Biodiesel (B50), harga minyak nabati dunia termasuk minyak kelapa sawit tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 2023.
Untuk memastikan peningkatan produksi dan menjamin terpenuhinya kebutuhan minyak sawit dalam negeri dan ekspor, pemerintah bersama swasta berupaya melalui beberapa kegiatan pengembangan kebun sawit untuk energi (dedicated area) khususnya pada kawasan yang sudah terdegradasi.
Dengan demikian, kebutuhan minyak sawit untuk energi tidak menganggu kebutuhan untuk pangan, industri dalam negeri dan ekspor.
“Ini kekuatan kita. Krisis pangan dan energi, keduanya solusi ada di Indonesia. Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia apabila kita lanjutkan dan konsisten ke depan, akan semakin kuat. Artinya kita mampu, Indonesia bisa menjadi pengendali pangan dan energi di dunia nantinya. Launching ini sebagai salah satu momentum tonggak sejarah. Sejarah baru bagi Indonesia,” papar Mentan.