WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengaku prihatin atas pemaksaan pelepasan jilbab anggota Paskibraka dalam momen pengukuhan di Istana Negara. Hetifah yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR itu merasa, tindakan pemaksaan tersebut mencederai hak individu dan bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Indonesia UUD 1945.
“Sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI dan Ketua Umum Pengajian Al Hidayah, saya ingin menegaskan bahwa tindakan memaksa seorang perempuan melepaskan jilbab, apalagi dalam momen penting seperti pengukuhan Paskibraka, adalah hal yang sangat disayangkan dan tidak bisa dibenarkan,” ujar Hetifah seperti dikutip Wartabanjar.com dalam pernyataan resminya, Kamis (15/08/2024).
Ia menegaskan, peristiwa ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip anti-diskriminasi. Karena siapapun harusnya menjunjung tinggi hal-hal tersebut di negara kita.
Baca juga: DPD Golkar Banjarmasin Yakin Rekomendasi Fix ke Yuni Meski Belum B.1-KWK
Hetifah juga menyoroti bahwa jilbab merupakan simbol keagamaan yang penting bagi perempuan muslim. Memaksa pelepasan jilbab, sangat bertentangan dengan hak mengekspresikan diri individu serta mempertahankan identitas pribadinya.
“Mengenakan jilbab tidak mengurangi profesionalisme atau kompetensi seseorang. Oleh karena itu, fokus seharusnya tetap pada kinerja, integritas, dan etika profesional, bukan pada pilihan pakaian yang didasarkan pada keyakinan agama,” tegasnya.