Baginya, momen ini adalah puncak dari perjalanan panjangnya sebagai seorang Purna Paskibraka.
“Saya sangat bangga dan bersyukur bisa terpilih,” katanya sambil tersenyum.
Keyla memandang tugas ini bukan hanya sebagai sebuah kehormatan, tetapi juga sebagai sebuah tanggung jawab untuk memastikan bahwa semangat juang para pahlawan terdahulu tetap hidup dan berdenyut dalam setiap langkah generasi muda Indonesia.
Latihan di Cibubur dan Monas menjadi persiapan fisik dan mental yang membentuknya, siap untuk mengemban tugas bersejarah ini.
Lilly Wenda, pemudi dari Papua Pegunungan, juga merasakan kebanggaan yang mendalam.
Tahun lalu, ia sudah merasakan betapa besar tanggung jawab sebagai pembawa baki di Istana Merdeka.
Kini, tugasnya membawa bendera dari Monas ke IKN adalah sebuah kehormatan yang tak ternilai.
“Rasanya sangat senang dan bangga bisa jadi yang pertama membawa bendera ke Nusantara,” ucapnya.
Bagi Lilly, momen ini adalah bukti nyata bahwa anak muda Papua pun bisa berdiri sejajar dengan pemuda dari seluruh Nusantara, membawa semangat dan harapan yang sama untuk Indonesia yang lebih maju.
Naila Sinapoy dari Banten, menambahkan sentuhan emosional pada momen bersejarah ini.
“Ini adalah sejarah, dan saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari sejarah itu,” ujarnya.
Naila tahu bahwa tugas ini bukan sekadar ritus tahunan, tetapi langkah awal menuju masa depan di ibu kota yang baru.
Dalam setiap langkahnya, ia membawa doa dan harapan bahwa Indonesia akan terus maju, bahwa generasi muda akan membawa bangsa ini ke puncak kejayaan.