Pihak berwenang juga mengatakan beberapa Pogo telah memikat pekerja asing, termasuk warga negara Tiongkok, dengan janji pekerjaan legal di Filipina, hanya untuk mengelabui mereka agar mau bekerja di ‘pusat penipuan’ di kemudian hari.
Tanggapan penyataan pihak Tiongkok
Diberitakan Straitstimes, Selasa, pemerintah Tiongkok telah lama mendesak Filipina untuk menghentikan Pogos karena aktivitas ilegal tersebut, bahkan ketika ketegangan antara kedua negara meningkat terkait klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Menutup Pogos pada akhir tahun 2024 mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, kata asisten profesor ilmu politik Jean Encinas Franco dari Universitas Filipina.
Baca juga:Baru Satu Kali Posting, Seorang Selebgram Judi Online di Diciduk Polisi
Dia mengutip penelitian terbaru yang dilakukan oleh lembaga think-tank Institut Studi Pembangunan Filipina yang mengatakan bahwa negara tersebut dapat kehilangan pendapatan antara tiga miliar peso (S$69 juta) dan 14 miliar peso jika Pogos dilarang.
“Itu adalah sesuatu yang harus diperhitungkan oleh pemerintah Filipina,” kata Prof Encinas, seraya menambahkan bahwa lembaga penegak hukum di negara tersebut juga harus siap bereaksi jika operator perjudian ini menemukan cara untuk tetap beroperasi meskipun ada larangan.
Sekitar 25.000 orang Filipina dan hampir 23.000 orang asing dipekerjakan oleh industri Pogos pada akhir tahun 2023, menurut data pemerintah.
Dalam pidatonya, Marcos mengatakan dia akan mengarahkan manajer ekonominya dan Kementerian Tenaga Kerja untuk memastikan pekerja Filipina di industri ini dapat menemukan pekerjaan alternatif setelah penutupan.(pwk)