Menteri Agama Umumkan Indonesia Dapat Kuota 221 Ribu untuk Haji 2025

    “Ini angka kuota tidak terserap yang terkecil dalam lebih 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji,” sebut Menag.

    Kedua, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Mekkah.

    Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk perlindungan jemaah dan bimbingan ibadah.

    “Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah. Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar. Layanan katering, bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setalah sebelumnya diterapkan pada 2022,” ucapnya lagi.

    Indikator kesuksesan ketiga, lanjut Gus Men, proses puncak haji berjalan lancar.

    Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

    “Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut disyukuri,” kata Gus Men lagi.

    Ada beberapa dinamika di Mina, kata Gus Men, itu menjadi bagian yang akan dievaluasi.

    Menurutnya, wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas.

    Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.

    “Mina dari dulu seperti itu. Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan, sehingga menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan,” katanya.

    Baca Juga :   Hacker Pusat Data Nasional Muncul, Rieke Diah Pitaloka Sindir Anggaran

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI