WARTABANJAR.COM, BATOLA – Stunting jadi bahasan dalam dialog kanal YouTube Kominfo dalam podcast Ije Jela Ije Swara, Rabu (15/5).
Hadir sebagai narasumber Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala, HM Halimuddin.
Mengusung tema pentingnya minum tablet tambah darah (ttd) untuk mencegah lahirnya anak stunting.
Baca Juga
Breaking News Korban Tenggelam di Anak Sungai Barito Ditemukan Meninggal Dunia
Kabupaten Barito Kuala berdasarkan survei Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 memiliki angka stunting tertinggi di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), mencapai 33,6 persen.
Stunting disebutkan kondisi anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah pada umumnya. Disebabkan selama dalam kandungan kurang mendapatkan asupan gizi.
Dijelaskan Halimuddin, anak stunting memiliki dampak jangka panjang dan jangka pendek. Anak stunting memiliki gangguan dalam perkembangan otak.
Ciri anak stunting memiliki kecerdasan berkurang. Contohnya anak balita sudah terlihat kurang aktif dibanding balita lain.
Dampak jangka panjang adanya penurunan kognitif dalam belajar. Di masa tua juga beresiko tinggi terkena obesitas dan stroke.
“Kalau stunting ada keterlambatan dalam menyerap pelajaran. Juga pada imun tubuh, biasanya mudah sakit,” jelasnya.
Kabupaten Barito Kuala memiliki target menurunkan stunting demi tercapainya tujuan Indonesia Emas. Yakni melalui program ibu asuh hingga pemberian makanan bergizi.
Berdasarkan data Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada 2023 terdapat 10,18 persen atau 1865 anak masuk kategori stunting.