WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Wacana perubahan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek pada tahun ini masih dalam pembahasan. Pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membahas wacana ini dengan pihak-pihak terkait.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menyebut, pihaknya belum bisa menentukan kapan realisasi penyesuaian itu bakal dilakukan.
“Masih dalam pembahasan bersama operator dan stakeholders lain. Masih belum ditetapkan kapan akan dilakukan penyesuaian,” kata Anita, Selasa (23/04/2024).
Baca juga: Disebut Terburuk Di Dunia, Pengamat: Bandara Syamsuddin Noor Masih Bagus Kok!
Sementara menurut pengamat transportasi, tarif KRL Jabodetabek tidak mengalami penyesuaian atau kenaikan sejak tahun 2016. Sementara tarif Bus Trans Jakarta sendiri sudah sejak tahun 2005 masih sama.
Selain integrasi fisik, jaringan dan informasi, diperlukan integrasi pembayaran. Pembayaran tiket terpadu untuk perjalanan single moda ataupun multimoda.
“Integrasi semua moda transportasi dalam platform yang terhubung dan personal sebagai layanan first mile last mile,” kata Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.
Baca juga: Polisi Tak Akan Beri Rehabilitasi kepada Rio Reifan, Ini Alasannya
Dirinya menjelaskan, survei terhadap pengguna KRL Jabodetabek oleh LM FEUI (2016), menyebutkan penumpang yang memiliki penghasilan Rp 3 juta – Rp 7 juta per bulan sebanyak 63,78 persen. Kemudian hasil survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) – Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub tahun 2021, menyatakan penumpang yang memiliki penghasilan kurang dari Rp 4 juta sebulan sebanyak 56,06 persen dan lebih dari Rp 4 juta sebanyak 43,94 persen. Pengguna KRL Jabodetabek mayoritas bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan paling tinggi Rp 4 juta.