“Kita harus memastikan bahwa kita memiliki mentalitas berjuang di jalanan untuk menang, terlepas dari konteks di sekitar kita,” katanya.
Banyak perusahaan di sektor restoran dan sektor lainnya juga telah memperingatkan bahwa tekanan konsumen akan terus berlanjut.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski mengatakan kepada para analis bahwa kehati-hatian dalam berbelanja juga berlaku di seluruh dunia.
“Perlu dicatat bahwa pada [kuartal pertama], lalu lintas industri cenderung menurun di AS, Australia, Kanada, Jerman, Jepang, dan Inggris,” katanya.
Dua dari rantai bisnis yang mengalami kesulitan pada kuartal pertama menyebut nilai sebagai salah satu faktornya.
Sementara CEO Starbucks, Laxman Narasimhan mengatakan pelanggan sesekali tidak membeli kopi rantai tersebut karena mereka menginginkan lebih banyak variasi dan nilai.
“Dalam lingkungan ini, banyak pelanggan menjadi lebih teliti tentang di mana dan bagaimana mereka memilih untuk membelanjakan uang mereka, terutama dengan sebagian besar tabungan stimulus dibelanjakan,” kata Narasimhan.
Di sisi lain, ada faktor lain yang membuat penjualan restoran cepat saji tersebut terjun, yaitu adanya seruan boikot perusahaan-perusahaan yang terlihat terlibat dan mendukung Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Forces/IDF) dalam perang yang terjadi di Gaza, Palestina sejak Oktober 2023 lalu.
McDonald’s, KFC, Pizza Hut dan Starbucks ditengarai turut mendanai perang tersebut untuk membunuh banyak warga sipil Palestina.
Boikot banyak dilakukan oleh negara-negara dengan masyarakat mayorutas Muslim, seperti Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, dan Turki hingga Indonesia serta Malaysia.