“Bahkan 1 minggu sebelum Ramadhan itu warga Tunis sudah mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka mulai belanja di pasar. Kebetulan saya itu tinggal di asrama mahasiswa yang dekat dengan pasar dan saya melihat secara langsung peningkatan jumlah warga Tunisia yang datang ke pasar. Tidak seperti hari-hari biasanya,” ujarnya.
Selain persiapan materi, semangat kegembiraan dan kebahagiaan juga terasa di kalangan warga Tunisia.
Mereka menyambut bulan Ramadhan dengan penuh antusiasme dan rasa syukur atas datangnya bulan suci tersebut.
Terkait tradisi jelang puasa, Yusril menyebut ada juga perbedaan budaya yang mencolok. Berbeda dengan tradisi di Indonesia, warga Tunisia tidak memiliki tradisi ziarah ke makam keluarga atau guru-guru. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi