“Tidak ada orang meninggal karena “common cold” (selesma), tapi meninggal karena influenza banyak,” ujar Dirga.
Berdasarkan data, di Amerika Serikat sebelum pandemi COVID-19 menunjukkan, influenza menyebabkan 50.000 kematian. Sementara di Indonesia, menurut Dirga, kendati belum ada angka yang pasti, namun dia menegaskan penyakit ini bisa menyebabkan kematian.
Dalam kaitannya dengan dunia kerja, influenza dapat mengganggu produktivitas kerja dan menyebabkan 10 persen dari absen di seluruh dunia. Suatu studi menunjukkan hari kerja yang hilang akibat seorang karyawan terkena flu bisa sekitar tiga hari.
Merujuk data, biaya pengobatan flu satu orang setara dengan vaksinasi flu sebanyak empat orang, sementara total biaya pengobatan flu selama satu tahun setara dengan vaksinasi flu untuk 2.006 orang.
Oleh karena itu, menurut Dirga, vaksinasi influenza seharusnya sudah menjadi suatu program vaksinasi yang rutin sekali setahun di tempat bekerja, selain pemeriksaan kesehatan menyeluruh (medical check up).
“Vaksin influenza sudah lama direkomendasikan PAPDI. Pemberian satu kali setahun untuk semua orang dewasa tanpa terkecuali,” demikian kata Dirga.
Sementara itu, khusus di Jakarta, data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan influenza atau flu merupakan salah satu dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang umum selain pilek, pneumonia dan bronkitis. Kasus ISPA biasanya meningkat di awal tahun kemudian menurun.
Dinkes mengimbau masyarakat di wilayah DKI Jakarta yang merasakan gangguan pernapasan seperti sesak napas, batuk, pilek dan gangguan lainnya untuk mengakses layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit umum daerah (RSUD). (Sidik Purwoko)