“Ketika saya memutuskan pensiun dini, jujur keluarga besar sedih. Khususnya anak-anak saya. Apalagi satu anak saya baru saja di terima di militer, itu pukulan berat baginya,” ujar Haji Rahmat dalam salah satu sesi kampanye di Kotabaru.
Baca Juga : Diikuti 30 Peserta, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Bimtek Administrasi Koperasi
Namun akhirnya keluarga dapat menerima. Mereka mengerti, Haji Rahmat adalah satu dari sekian orang yang tidak dapat menerima kenyataan kalau daerah yang kaya raya ini masih tidak dikelola dengan maksimal.
“Begitu banyak persoalan warga, dan saya heran. Karena semua itu sebenarnya dapat kita selesaikan dengan mudah. Hanya perlu kebijakan yang adil tanpa mementingkan diri sendiri dan golongan,” tegasnya.
Dia memberikan salah satu contoh konkret di Kotabaru. Yaitu jembatan Pulau Laut yang hingga sekarang mangkrak. Padahal pembangunannya telah dimula sejak 2015 lalu. Dan telah banyak anggaran daerah masuk ke sana.
“Ketika saya berdiri di kaki jembatan itu, di Tanjung Serdang, saya jujur miris. Tiang pancang sudah sampai ke tengah laut. Ini bukan perkara sulit sebenarnya. Hanya memerlukan keseriusan semua elemen kebijakan, dari daerah sampai ke pusat,” tekannya.
Kemudahan dan keberpihakan kepada gagasan besar itulah yang kemudian membuat Rahmat memutuskan partai Nasdem sebagai rumah perjuangannya. Dia melihat partai ini masih setia dengan cita-cita awal mereka saat berdiri,
“Jika amanah itu diberikan, satu yang bisa saya janjikan. Saya sejak kecil dididik untuk tidak jadi pecundang. Meninggalkan militer adalah pengorbanan yang besar bagi saya dan keluarga, tidak akan itu saya pertaruhkan hanya untuk masalah harta dan kekuasaan,” pungkasnya.